Senin, 02 Januari 2012

BERWISATA EKOLOGI DI BODOGOL

Berwisata alam mengunjungi hutan lindung Bodogol yang terletak di kaki Gunung Pangrango, masuk kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, sungguh menyenangkan.
Perjalanan mendaki kaki Gunung Pangrango ini melalui bibir tebing, dengan lereng bukit di satu sisi dan lembah di sisi yang lainnya. Keruan saja panorama di sana tampak sangat indah mempesona.
Tampak hutan lindung Bodogol, yang merupakan kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, tampak Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB), sebuah konsorsium usaha kerja sama 3 lembaga, yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Conservation International Indonesia Program dan Yayasan Alam Mitra Indonesia. Konsorsium ini ingin mengajak masyarakat supaya lebih mengenal dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam.
PPKAB memiliki program riset, monitoring, pelatihan, lokakarya, menerima kunjungan siswa sekolah dan sebagainya. Para pengunjung di taman nasional ini dapat berinteraksi langsung dengan alam, dengan beragam kegiatam, juga diajak untuk menggunakan pancaindera, mengamati kehidupan tumbuhan dan satwa di alam bebas. Dengan demikian mereka akan mengenal dan mencitai alam, kemudian menyadari bahwa hutan berfungsi sebagai sumber penghidupan manusia.
Pusat pendidikan konservasi alam ini dilengkapi dengan ruang-ruang baca, diskusi, kelas, pondok inap dengan ruang makan, mushola dan sebagainya. Seperti lazimnya, Taman Nasional dijaga oleh para "Jagawana", sekarang namanya telah diubah menjadi Polisi Hutan.

Bodogol
Bodogol berjarak kurang lebih 75 kilometer dari Jakarta atau 5 kilometer dari jalan Raya Bogor-Sukabumi. Jadi lokasi Hutan Lindung Bodogol adalah sebuah hutan lindung yang paling dekat dari jalan raya dan juga dari Jakarta. Di tempat ini pengunjung dapat berjalan kaki menelusuri jalan setapak berbatu conblock, di bawah kerimbunan pohon-pohon tinggi bagaikan kanopi alam. Jalan setapak tersebut curam sekali dan hampir selalu basah oleh air hujan, sehingga terasa sangat licin dan membahayakan. Untuk itu setiap pengunjung harus berjalan dengan ekstra hati-hati.
Berlokasi persis di sebuah bibir tebing ada sebuah anjungan pandang, sumbangan WWF (World Wildlife Fund). Dari sini pengunjung dapat memandang lembah di bawah. Berjuta pucuk pohon yang bertumbuhan merupakan panorama alam yang sangat menakjubkan.
Sepanjang jalan terlihat betapa subur hutan tropis, dengan beraneka ragam spesies pohon. Hutan itu juga merupakan habitat satwa. Selain surili, juga ada lutung, kucing hutan, macan tutul, anjing hutan. Konon kabarnya terdapat pula binatang langka, yakni Owa Jawa dan Elang Jawa.

Jembatan Kanopi
Setelah berjalan menurun sejauh kurang lebih 750 meter, pengunjung akan tiba di tepi sungai kecil, yang airnya mengalir jernih melalui jeram-jeram batu. Kata penduduk setempat, ini adalah hilir Sungai Cisuren.
Selanjutnya mereka menaiki jembatan kanopi, berupa jembatan gantung dengan 4 bentangan, menggantung pada pohon-pohon besar. Dasar jembatan ini sempit, hanya sekitar 30 Cm dan panjangnya sekitar 120 meter, cukup untuk orang berjalan. Berjalan di atas jembatan tersebut terasa goyang, namun cukup aman karena pada kedua sisinya dipasang jala pengaman.
Jembatan kanopi ini merupakan daya tarik bagi wisatawan. Sambil bergoyang-goyang berjalan di atas jembatan, para pengunjung dapat melihat dari atas, mengamati kehidupan biota. Pohon-pohon tumbuh di muka bumi sementara jutaan pucuk pohonnya tumbuh tinggi menggapai langit. Pemandangan seperti ini menggambarkan betapa suburnya alam Indonesia, dan betapa besar alam semesta ini.
Selepas jembatan -- melalui jalan setapak yang terus mendaki dengan jarak hanya sekitar 650 meter -- pengunjung harus terus mendaki setinggi kurang lebih 300 meter. Ini tentu merupakan perjalanan berat dan melelahkan.
Di hutan belukar itu pengunjung dapat melihat "bunga api", bunga pohon tepus berwarna merah yang tumbuh mekar di atas permukaan tanah. Di samping itu ada pohon rotan serta akar-akar pohon yang bergelantungan di udara, bisa digunakan untuk berayun-ayun ala Tarzan.
Berwanawisata di Bodogol -- sesuai dengan slogan "Singkaplah rahasia sumber kehidupan di hutan" -- para pengunjung tentu merasa senang. Mereka bukan hanya melihat pemandangan menarik, lebih dari itu, mereka akan lebih mengenal alam dan belajar guna menyingkap rahasia hutan hujan tropis.
Hutan adalah tempat persediaan air, makanan, tanaman obat, serta bahan mentah untuk kehidupan. Oleh karena itu, hutan tentunya perlu kita lestarikan. Membuang atau pun meninggalkan sampah sekecil apapun adalah sebuah pantangan besar.
Usaha PPKAB dengan program Kunjungan Siswa akan sangat berguna bagi generasi muda untuk memperluas wawasan dan sadar akan pelestarian hutan. Kenyataannya program ini menarik banyak rombongan siswa, termasuk para siswa dari sekolah asing dan putra-putri ekspatriat.
Demi kelangsungan hidup generasi mendatang, siapa pun tentunya tidak boleh berdiam diri dalam usaha melestarikan ekologi hutan hujan tropis kita.